Bisnis.com, SALATIGA - Dukuh Made Kulon, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen punya potensi energi yang tersimpan jauh di bawah tanah. Sejak dulu, secara tak sengaja penduduk menemukan bahwa tepat di bawah tanah kampungnya itu tersimpan gas alam yang bisa dimanfaatkan.
"Tidak ada yang tahu persis, sejak kapan ada gas rawa di Dukuh Made Kulon. Memang dulu itu kan banyak yang buat sumur untuk pengairan ternyata keluar gas, sudah lama sekali," jelas Sumarwanto, Kepala Desa Gabus, kepada Bisnis, Kamis (6/7/2023).
Sumarwanto menjelaskan bahwa telah beberapa kali masyarakat bersama pemerintah daerah baik di tingkat kabupaten hingga provinsi berupaya buat memanfaatkan potensi gas tersebut. Beberapa tahun lalu, masyarakat dibantu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membuat sumur-sumur gas di pekarangan rumah.
"Bisa keluar besar, tetapi seiring berjalannya waktu sumur itu mampet juga karena lumpur," jelas Sumarwanto.
Menurut Sumarwanto, mampetnya aliran gas tersebut disebabkan oleh rembesan air yang masuk di musim penghujan. Imbasnya, gas yang berada di bawah tanah tertekan dan sulit keluar. Selain membuat sumur di pekarangan rumah, upaya pemanfaatan gas juga dilakukan dengan menggunakan kantong-kantong berbahan plastik. Kantong tersebut digunakan sebagai penampung gas yang dihasilkan.
"Dulu waktu disimpan menggunakan plastik, warga bahkan banyak yang membawa gas dari rumah ke rumah. Jadi pada memanggul gas menggunakan plastik secara manual," jelas Sumarwanto.
Baca Juga
Belakangan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah mencoba mengirimkan bantuan dalam bentuk fasilitas penyimpanan dan penyaluran gas terpusat. Fasilitas tersebut didirikan di satu sumur yang berada di Dukuh Made Kulon.
"Menggunakan alat penyedot dan tangki penyimpanan. Pengelolaan sepenuhnya dilakukan oleh warga. Kalau bagus itu bisa juga digunakan untuk kegiatan warga, pertanian, juga memenuhi kebutuhan listrik," jelas Sumarwanto.
Namun demikian, sementara ini, pasokan gas tersebut hanya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan memasak bagi kurang lebih 35 kepala keluarga di Dukuh Made Kulon.
Sumarwanto berharap, ada lebih banyak pihak yang memberikan perhatian pada potensi di desanya tersebut. Riset dan penelitian mestinya bisa dilakukan perguruan tinggi buat mencari metode paling optimal dalam pemanfaatan potensi gas rawa tersebut.
"Kami mohon untuk bisa dikembangkan lagi, supaya gas tersebut bisa dimanfaatkan secara maksimal bagi masyarakat. Bahkan bisa lebih jauh lagi pemanfaatannya, tidak sebatas di Made Kulon dan untuk kebutuhan dapur saja," jelas Sumarwanto.
Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Investasi Jawa Tengah 2023: Daulat Pangan dan Energi. Program tersebut terselenggara berkat dukungan dari para sponsor yakni Grand Batang City, PT PLN Persero, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Nasmoco, XL Axiata, serta PT Jamkrida Jateng.