Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan Harga Pangan Penentu Inflasi Jateng di 2023

Ada potensi gangguan pasokan yang dikhawatirkan bakal mengerek harga dan inflasi pangan di akhir tahun.
Pedagang melayani pembeli./Bisnis-Arief Hermawan P.
Pedagang melayani pembeli./Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis.com, SEMARANG - Memasuki kuartal terakhir 2023, pergerakan harga pangan mendapat perhatian serius baik oleh pemerintah pusat maupun daerah. Pasalnya, harga dan ketersediaan pangan bakal jadi faktor penting yang menentukan ketercapaian target inflasi di angka 3±1%.

Wahyu Widodo, Ekonom Universitas Diponegoro (Undip), menyebut pergerakan harga pangan di Jawa Tengah hingga Oktober 2023 relatif masih aman. Meskipun beberapa komoditas sempat mengalami kenaikan di awal tahun, namun pada pertengah tahun ini harganya mulai berangsur stabil.

"Kalau kita lihat dari target pemerintah di 3+1%, kalau kumulatifnya sampai September 2023 baru 1,99 berarti ada tiga bulan sisa [2023] yang saya kira kalau rentangnya adalah 3±1% Jawa Tengah masih aman," jelas Wahyu saat dihubungi Bisnis pada Rabu (1/11/2023).

Wahyu menjelaskan, berdasarkan data historis, pergerakan harga komoditas pokok jelang akhir tahun bakal mengalami peningkatan. Namun demikian, hal tersebut tak sepenuhnya negatif.

"Karena permintaan naik, daya beli naik. Yang agak menjadi tantangan di akhir tahun itu adalah siklus produksi. Biasanya panen masih dalam posisi yang secara siklus sedikit turun. Ada gangguan termasuk faktor masuknya musim hujan, itu yang bisa mengganggu dari sisi suplai," jelasnya.

Untuk menjaga stabilitas harga, Wahyu menyebut ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian. Operasi pasar bisa dilakukan sebagai upaya intervensi harga. "Pemerintah harus punya stok [komoditas pokok] yang berlimpah. Meskipun ke depan, [operasi pasar] itu mekanisme jangka pendek. Jangka panjangnya terkait hal struktural dan kelembagaan," jelasnya.

Optimalisasi manajemen stok pangan serta perbaikan mekanisme pasar mesti dilakukan pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas dalam jangka panjang. Wahyu menyebut, kontrak jangka panjang dengan petani bisa dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan.

"Secara struktural, harus ada perubahan yang dimulai. Bagaimana menjaga ketersediaan ketika ada cuaca ekstrem. Supaya stok itu tidak hilang dari market. Di satu sisi menjaga pasokan, yang kedua sebenarnya menjaga kepastian di petani," jelas Wahyu.

Dia menuturkan meskipun masih dibayangi kenaikan harga pangan jelang akhir tahun, namun masih ada optimisme tingkat inflasi Jawa Tengah pada tahun ini bisa berada dalam target sasaran. "Saya kira mentok di 3 koma kalau sampai Desember. Kalau pun lebih sedikit, mungkin nol koma," ucapnya.

Sebagai informasi, dalam rilis terbarunya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2023 di Jawa Tengah berada di 2,17%. Adapun tingkat inflasi tahun ke tahun atau year-on-year (yoy) berada di 2,81%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper