Bisnis.com, SEMARANG - Acara Dhaup Ageng atau pernikahan agung Kadipaten Pakualaman menjadi momen sakral.
Pernikahan BPH Kusumo Kuntonugroho, putra Wakil Gubernur DI Yogyakarta KGPAA Paku Alam X, dengan Laily Annisa Kusumastuti tersebut dihadiri oleh ribuan tamu undangan dari berbagai kelompok masyarakat.
Rangkaian prosesi pernikahan dimulai sejak Selasa (9/1/2024) lalu dengan upacara siraman yang digelar secara terpisah.
Siraman calon mempelai putri dilakukan di Ndalem Kepatihan Pakualaman Gandhok Wetan. Sementara upacara siraman calon pengantin putra dilakukan di Bangsal Parangkarsa yang berada di dalam kompleks Pura Pakualaman.
"Sebelum siraman, dilangsungkan sungkeman kepada orang tua masing-masing calon pengantin. Upacara siraman ini sebagai bentuk pembersihan diri secara lahiriah dan batiniah bagi calon pengantin," jelas KRNT Retno Sumbogo, Tim Pranata Adat Dhaup Ageng Kadipaten Pakualaman.
Retno menyampaikan, usai melaksanakan siraman, kedua calon mempelai bakal berganti pakaian dan mengenakan batik bermotif Indra Widagda Jatmika. "Kain motif Indra Widagda Jatmika mengandung makna harapan akan hadirnya ketenangan dan keharmonisan di hati kedua calon pengantin," jelasnya.
Baca Juga
Adapun proses ijab kabul dilakukan pada Rabu (10/1/2024) di Masjid Ageng Pakualaman. Acara dilanjutkan dengan resepsi yang digelar di Bangsal Sewatama Pura Pakualaman.
Resepsi tersebut dibagi menjadi dua tahap, dimana resepsi tahap kedua bakal dilangsungkan pada Kamis (11/1/2024) besok di tempat yang sama. Pada resepsi pertama, tamu undangan yang hadir terdiri dari pejabat negara, duta besar negara sahabat, serta perwakilan keraton-keraton di Indonesia.
Sementara itu, pada resepsi kedua, 4.000 tamu undangan bakal hadir mulai para tokoh masyarakat, budayawan, agamawan, serta berbagai kelompok masyarakat di DI Yogyakarta. Sebagai informasi, persiapan Dhaup Ageng Pakualaman telah dilakukan sejak akhir pekan lalu.
Pada Minggu (7/1/2024), dilakukan kegiatan Pasang Tarub, Bleketepe, dan Majang di kompleks Pura Pakualaman.Tarub sendiri merupakan hiasan pernikahan dalam tradisi Jawa dan menjadi simbol harapan bagi pengantin.
Sementara itu, Bleketepe bermakna sebagai penyaring energi negatif agar proses pernikahan dapat berjalan dengan lancar. Lebih lanjut, Majang merupakan tradisi menghias segala perlengkapan yang bakal dikenakan calon pengantin.