Bisnis.com, SEMARANG - Pengusaha kesulitan untuk menghitung kerugian yang ditimbulkan akibat banjir yang terjadi di kawasan Demak sejak pekan lalu.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi, menyebut banjir menghambat proses distribusi meskipun tak sepenuhnya berdampak pada proses produksi.
"Secara umum memang banjir ini tidak menghantam langsung daerah industri. Hampir tidak ada dampaknya, tapi dia melumpuhkan transportasi. Jadi kita punya bahan baku, produk jadi, [pengiriman] dari satu daerah ke daerah lain terganggu. Dari Jawa Tengah ke Jawa Timur sampai Jakarta terganggu," ucap Frans pada Selasa (13/2/2024).
Frans melanjutkan, dampak banjir tersebut lebih banyak dirasakan sektor pertanian ketimbang manufaktur. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Demak, sekitar 2.800 hektare tanaman padi dan 126 hektare tanaman jagung dilaporkan terendam banjir.
Adapun luas lahan pertanian yang terancam puso mencapai 1.400 hektare."Dengan terganggunya pertanian ini, itu akan berpengaruh pada produk industri kita. Khususnya pada sektor industri makanan dan minuman," jelas Frans saat dihubungi Bisnis.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Ratna Kawuri, belum bisa memberikan besaran kerugian dan dampak yang ditimbulkan dari bencana banjir di kawasan Demak.
Baca Juga
"Kami belum mendapatkan laporan dari teman-teman pelaku usaha di sana. Kami belum mendapat datanya," jelas Ratna saat dikonfirmasi.
Pj. Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, pada Sabtu (10/2/2024) menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan tiga jalur alternatif buat membuka akses transportasi Pantai Utara (Pantura) di Demak-Kudus yang terputus akibat banjir.
"Bagi masyarakat dari Semarang menuju Surabaya itu kami harapkan tidak melewati Demak, tetapi langsung masuk ke jalan tol Solo-Ngawi-Surabaya. Begitu juga dengan arah sebaliknya," jelas Nana, dikutip dari siaran pers.
Pada perkembangan lainnya, untuk meringankan kerugian yang mesti ditanggung petani, Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan Rp30 miliar kepada korban banjir di Demak, Kudus, dan Grobogan. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk bibit, pupuk, serta klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).