Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah menyebut neraca perdagangan Jawa Tengah Februari 2020 defisit US$223,13 juta.
Kepala BPS Provinsi Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan, neraca perdagangan migas mengalami defisit US$332,78 juta, sedangkan neraca perdagangan nonmigas Februari 2020 surplus US$109,65 juta.
"Nilai ekspor Jawa Tengah Februari 2020 sebesar US$723,15 juta turun 4,80% dibanding ekspor Januari 2020. Namun jika dibandingkan Februari 2019 naik 11,76%," kata Sentot Rabu (1/4/2020).
Dia menambahkan, ekspor non migas Februari 2020 mencapai US$698,65 juta, turun 2,75% dibanding Januari 2020. Namun jika dibandingkan ekspor nonmigas Februari 2019, naik 8,57%.
"Tiga negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Februari 2020 adalah ke Amerika Serikat yaitu US$250,51 juta, disusul Jepang US$80,48 juta
dan Tiongkok US$43,17 juta, dengan kontribusi ketiganya periode Februari 2020 sebesar 54,88%," jelasnya.
Sementara nilai impor Jawa Tengah Februari 2020 sebesar US$946,29 juta atau turun 11,90% dibanding Januari 2020. Begitu pula jika
dibandingkan Februari 2019 turun sebesar 6,05%.
"Impor nonmigas Februari 2020 mencapai US$589,01 juta atau turun 20,28% dibandingkan Januari 2020. Begitu pula jikadibandingkan
Februari 2019 turun sebesar 16,32%," ujarnya.
Tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar selama Februari 2020 ditempati oleh Jepang dengan nilai US$188,04 juta diikuti
Tiongkok US$117,14 juta dan Amerika Serikat US$40,55 juta.