Bisnis.com, SEMARANG — Penanaman Modal Asing (PMA) asal Jepang mendominasi realisasi investasi ke Jawa Tengah selama kuartal 1/2020.
Data Dinas Penanaman Modal & Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah (Jateng) menunjukkan realisasi investasi ke Jateng sebanyak Rp19,2 triliun.
Jumlah ini terdiri atas investasi asing senilai Rp4,6 triliun & investasi dalam negeri sebanyak Rp14,6 triliun. Kinerja investasi Jateng selama kuartal 1/2020 ini terkontraksi sebanyak 10 persen secara year on year.
Adapun kontribusi investasi Jepang terhadap total investasi asing sebanyak 73,6 persen atau sekitar Rp3,3 triliun, diikuti Korea Selatan sebanyak 16,7 persen, China 4,4 persen, Singapura 1,7 persen & British Virgin Islands 1,6 persen.
Sementara itu, dilihat dari sebarannya, investasi asing sebagian besar mengalir ke Kabupaten Batang dengan persentase sebanyak 73,2 persen, Kabupaten Brebes 10 persen, Kota Semarang sebanyak 6,6 persen, Pati 3 persen & Jepara 2,3 persen.
Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, data DPMPTSP Jateng ini sama persis dengan data yang dicatat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang belum lama ini dirilis
Baca Juga
Data BKPM menunjukkan total PMA pada kuartal 1/2020 senilai US$321 juta dengan total proyek sebanyak 436. Kinerja PMA ini jauh dibandingkan dengan realisasi kuartal 1/2019 yang waktu itu tercatat sebanyak US$776,8 juta dan total proyek sebanyak 453.
Anjloknya kinerja investasi Jateng ini juga membuat kontribusi PMA Jateng ke total PMA nasional kian tergerus. Kuartal 1/2019 lalu, kontribusi investasi asing Jawa Tengah ke total PMA nasional sempat berada di peringkat 3. Namun saat ini, terjun bebas di peringkat 12 di bawah Maluku Utara bahkan Lampung.
Tren anjloknya investasi ini sebelumnya sudah diramalkan oleh Bank Indonesia. Dalam kajian awalnya yang disampaikan kepada Bisnis belum lama ini, Kepala Perwakilan BI Jateng Soekowardojo mengungkapkan investasi merupakan salah satu sektor yang terdampak virus corona.
Dia juga mengatakan bahwa investasi menjadi satu dari tiga sektor yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi Jateng.
"Pelemahan ekonomi global diperkirakan akan menurunkan investasi hingga 0,93 persen [tahunan] dari baseline yang didorong oleh tertahannya tendensi penanaman modal di tengah merebaknya virus Covid - 19," kata Soeko dalam keterangan tertulisnya.