Bisnis.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah akan melakukan bridging (menjembatani) data guna mengikis kesenjangan data orang terjangkit Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan pemasukan data (input) hingga saat ini masih dilakukan oleh petugas masing-masing wilayah. Sehingga seringkali ditemukan perbedaan data antara pusat, provinsi, & daerah.
“Mereka memasukan data di sistem yang berbeda, misal kita pakai corona.jatengprov.go.id, sementara itu pusat dan daerah beda lagi,” ucap Yulianto dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Senin (27/4/2020).
Yulianto memberi gambaran, di Jateng sendiri data terkait corona tidak hanya dimiliki oleh Pemprov. Masing-masing kabupaten/ kota memiliki. Belum lagi, ratusan rumah sakit yang dijadikan rujukan.
Saat ini ada 13 rumah sakit lini pertama, 45 RS lini kedua dan 144 RS lini ketiga, mempunyai admin masing-masing, input datanya pun berbeda-beda (waktu).
"Oleh karena itu kita akan mem-bridging dari satu sistem ke sistem lain. Perbedaannya lebih ke situ, tidak ada maksud menyembunyikan. Namun hingga kini perbedaan data itu semakin tipis,” ujarnya.
Baca Juga
Pemprov Jateng memprediksi Mei hingga Juni mendatang diprediksi sebagai puncak wabah Covid-19. Oleh karena itu, Pemprov Jateng berupaya untuk menekan pertumbuhan kasus positif dan menyiagakan rumah sakit rujukan untuk menyediakan ruang perawatan, peralatan medis, jumlah petugas dan relawan maupun ruang isolasi.
Selain itu, pemerintah desa atau kelurahan diminta berpartisipasi aktif melakukan deteksi dan upaya isolasi. Terkait dana bidang kesehatan, pihaknya juga telah melakukan re-focusing dana sekitar setengah triliun rupiah, guna mengatasi pandemi ini.
“Kami (Dinkes) bersama Dinas Perhubungan, petugas keamanan serta dinas terkait, melakukan penjagaan di tujuh pos kesehatan di perbatasan, untuk melakukan screening orang dari luar kota yang datang ke Jateng," tukasnya.