Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Jateng dan Jogja Minta Vaksinasi Pekerja Wisata Diutamakan

Pengusaha di Jateng dan DIY berharap agar vaksinasi bagi pekerja wisata dapat dilakukan segera mungkin demi menciptakan rasa aman bagi wisatawan.
Petugas Balai Konservasi Borobudur menyemprotkan disinfektan pada sebuah stupa Candi Borobudur untuk mengantisipasi Virus Corona (COVID-19)./Antara-Heru Suyitno
Petugas Balai Konservasi Borobudur menyemprotkan disinfektan pada sebuah stupa Candi Borobudur untuk mengantisipasi Virus Corona (COVID-19)./Antara-Heru Suyitno

Bisnis.com, SEMARANG – Pengusaha hotel di Jawa Tengah dan DIY mengharapkan rencana vaksinasi pekerja wisata dapat dilaksanakan dalam waktu dekat.

Berdasarkan data Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), setidaknya ada 12 juta orang pekerja di sektor pariwisata. Diharapkan, dengan pemberian vaksin bagi pekerja wisata akan muncul efek positif bagi iklim pariwisata tanah air.

Bambang ‘Benk’ Mintosih, Wakil Ketua (PHRI) Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa vaksinasi tersebut dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk kembali melancong.

“Jadi pengunjungnya juga sudah paham [bahwa pekerja wisata sudah divaksin], juga sudah mulai diperketat juga,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (28/2/2021). 

Bambang mencatat ada sekitar 44 hotel di Kota Semarang anggota PHRI yang sudah mendaftarkan program vaksinasi ini. Di Jawa Tengah sendiri, perkiraannya, ada sekitar 100 hotel lebih yang juga berpartisipasi. Dia berharap nantinya vaksin dapat diberikan bagi seluruh pekerja hotel.

“Semua pekerja, seluruhnya, pokoknya semua. Bahkan yang casual-casual, yang lagi istirahat saja saya daftarkan. Jadi biar merata. Ini kalau bisa lebih cepat lebih bagus.” jelasnya.

Menurutnya, tingginya resiko penularan Covid-19 bagi pekerja wisata menjadi salah satu alasan mengapa program vaksinasi ini perlu segera dilakukan. Tak hanya itu, diharapkan, vaksinasi tersebut juga dapat meningkatkan kinerja sektor pariwisata.

“Kalau [vaksinasi pekerja] wisata lebih cepat lebih bagus. Karena kontaknya lebih sering. Juga supaya bisa cepat recover [sektor pariwisatanya],” jelasnya. 

Sepanjang 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jawa Tengah mencapai 5.385 wisatawan atau mengalami penurunan hingga 80,07 persen.

Sementara itu, dua tahun sebelumnya, jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke Jawa Tengah selalu berada di atas angka 20.000 wisatawan. Pada 2019, jumlah wisatawan mancanegara tercatat di angka 27.024 wisatawan. Sementara pada 2018, jumlahnya mencapai 22.913 wisatawan mancanegara.

Indikator lainnya pun menunjukkan bahwa pariwisata di Jawa Tengah belum sepenuhnya pulih. Di indikator Tingkat Penghunian Kamar (TPK) misalnya, di bulan Desember 2020 angkanya masih mengalami penurunan 2,20 poin dibanding November 2020. Secara year-on-year, TPK pada bulan Desember 2020 berada di angka minus 17,60 poin dibandingkan Desember 2020.

Rata-rata lama tamu menginap di Jawa Tengah juga terus mengalami penurunan. Pada bulan Desember 2019, angkanya berada di 1,36 malam. Pada November dan Desember 2020, angkanya berada di 1,33 dan 1,26 malam.

Kinerja pariwisata di DIY juga tidak lebih baik. Sejak bulan April hingga Desember 2020, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk masih nihil. Kecuali di bulan Juni dimana tercatat ada 7 wisatawan mancanegara yang melakukan kunjungan.

Untuk mendukung program vaksinasi pekerja wisata, Deddy Pranowo Eryono, Ketua PHRI Provinsi DIY, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan.

“PHRI sudah melakukan pendataan vaksin terlebih dahulu oleh BPP PHRI Pusat. Dan untuk PHRI Kota [Yogyakarta] juga sudah kami data anggota beserta owner [dan] karyawan yang mau vaksin. “ jelasnya ketika dihubungi Bisnis melalui sambungan telepon. 

Meskipun telah melakukan pendataan, Deddy tidak mengetahui pasti berapa banyak jumlah pekerja wisata, khususnya sektor perhotelan, di DIY yang bakal mendapatkan jatah vaksin.

 “Data ada di Dinas Kesehatan karena pendaftaran online langsung ke sana. Kita hanya sampaikan form-nya ke anggota [PHRI],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper