Bisnis.com, SEMARANG – Sutrisno, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Semarang, menyebutkan pandemi ikut berdampak pada kenaikan angka pengangguran. Setidaknya, pada tahun 2020, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Semarang berada di angka 4,50 persen.
“Sekarang 9,57 persen. Naiknya cukup tinggi karena kelulusannya banyak, serapannya kecil,” jelas Sutrisno, Senin (19/4/2021).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, angka TPT tersebut jadi yang tertinggi selama tiga tahun terakhir. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi dari TPT di Provinsi Jawa Tengah yang hanya 6,48 persen. Tak hanya itu, TPT Kota Semarang juga lebih buruk ketimbang TPT nasional yang berkisar di angka 7,01 persen.
Sutrisno mengungkapkan bahwa jumlah lulusan SMK dan Perguruan Tinggi di Kota Semarang banyak yang belum terserap dunia kerja. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Semarang terus membuka kerja sama dengan calon investor yang ada. Harapannya, investor baru tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan baru di Kota Semarang.
“Kami sudah melakukan tawar menawar dengan investor dari Amerika Serikat. Kami harap bulan puasa ini investor bisa hadir. Kalau hadir, membutuhkan sekitar 600 – 700 pekerja,” jelasnya dikutip dari rilis.
Diharapkan, angka pengangguran Kota Semarang pada tahun ini dapat berada di bawah TPT provinsi. Berbagai fasilitas transportasi yang tersedia, seperti pelabuhan, dermaga, hingga bandara, dinilai cukup strategis dan dapat mendukung aktivitas bisnis yang ada.
Baca Juga
Selain mengharapkan datangnya investor baru, Sutrisno juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Semarang melalui berbagai dinas bakal terus berupaya untuk melahirkan wirausahawan baru yang mandiri.
Tak hanya Kota Semarang. Angka Pengangguran di Kabupaten Brebes dan Tegal juga jadi yang tertinggi di Jawa Tengah. Tercatat, berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Tengah, TPT di Kabupaten Tegal pada tahun 2020 mencapai 9,82 persen. Sementara itu, di Kabupaten Brebes angkanya mencapai 9,83 persen.
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Bambang Kusriyanto mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 juga ikut meningkatkan angka kemiskinan di Jawa Tengah.
“Berdasarkan data yang kami punya, angka kemiskinan di Jawa Tengah masih cukup tinggi. Ada 15 kabupaten dan kota yang angka kemiskinannya di atas 11 persen. Antara 11,46 – 17,59 persen,” jelasnya pekan lalu.