Bisnis.com, BRUSSEL—Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) akan menjalin kerja sama dengan Belgia dalam upaya mengubah sampah menjadi energi.
Hal ini disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, saat memenuhi undangan Menteri Energi, Lingkungan, dan Pembangunan Belgia, Marie Christine Marghem, Minggu (25/3) siang waktu setempat.
“Saya sudah membicarakan dengan Menteri Energi dan Lingkungan Belgia, bahwa kita bisa melakukan kerja sama teknik dengan mengambil contoh Kota Bogor, Makassar, dan Balikpapan. Akan dilihat kembali untuk kota yang lainnya,” ungkap Menteri Siti dalam rilis KLHK, Senin (26/3/2018).
Didampingi Menteri Marghem dan Dubes RI Brussels Yuri Thamrin, Menteri Siti Nurbaya mengunjungi unit usaha pengolahan sampah Dufour di Tournai, yang terletak sekitar 63 km dari Brussel.
Selain itu, dia juga mengunjungi Domaine De Graux, sebuah farm house keluarga generasi ke-3 seluas sekitar 120 hektare.
Dufour merupakan perusahaan keluarga yang didirikan pada awal 1920-an dan 1998 mendirikan pusat daur ulang dengan menerapkan prinsip circular economy.
Dengan karyawan sekitar 900 orang, pusat daur ulang ini mengolah sekitar 200.000 ton sampah per tahun. Sekitar 92,5% sampah didaur ulang menjadi produk-produk daur ulang dan listrik. Sementara itu, sisanya sebesar 7,5% sampah diolah dengan insinerator untuk menghasilkan panas.
Sampah yang dipilah terdiri dari metal, nonmetal, kardus, kaca, plastik, elektronik, sampah organik dan sampah untuk RDF.
“Yang menarik dari hasil observasi ini adalah sistem pengumpulan sampah mulai dari rumah tangga sampai jadi energi. Energi yang dihasilkan rata-rata dipakai sendiri untuk kawasan industri, bukan untuk masuk ke jaringan atau grid listrik umum,” ujar Menteri Siti.
Dunia usaha, kata dia, akan lebih baik menggunakan energi yang dihasilkan sendiri. Hal lain yang dipelajari adalah pengalaman Dufour dalam hal sistem pengumpulan sampahnya.
Di Indonesia katanya masih cukup rumit menggunakan tipping fee, yang untuk pemerintah daerah juga bukan hal mudah mengaturnya.
“Namun di sisi lain ada yang bagus di Indonesia dan bisa lebih baik, karena kita sudah punya sistem pengumpulan melalui bank sampah,” kata Menteri Siti.
Belajar dari pengalaman Belgia, dia pun melihat ada peluang bagus untuk bank sampah dalam melakukan tindak lanjut setelah pengumpulan sampah dari rumah tangga.
Saat ini sudah ada kurang lebih 5.244 bank sampah di 34 provinsi dan 219 kabupaten/kota di Indonesia. Bank sampah tersebut memberikan kontribusi pengurangan sampah nasional sebesar 1,7% dari timbulan sampah nasional.