Bisnis.com, WONOGIRI — Petani Desa Tengger, Puhpelem, Wonogiri mengingatkan kuota pemesanan durian varietas montong kuning atau durian pogog khas dari Dusun Pogog, Tengger, sudah hampir habis. Saat ini pemesan sudah mencapai lebih dari 200 orang.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Manunggal Tengger, Rimo, kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (12/1/2020), menyampaikan tak lama lagi petani tak menerima pesanan karena pemesan sudah banyak. Gapoktan membatasi pesanan karena produksi durian terbatas.
Jika tak dibatasi, pemesan bisa tak kebagian sehingga kecewa. Menurut pemesan pada musim panen kali ini meningkat signifikan. Hingga menjelang pertengahan Januari ini tercatat sudah lebih dari 200 orang. Satu pemesan ada yang memesan hingga delapan buah. Pemesan pada musim panen sebelumnya lebih sedikit dari jumlah tersebut.
Menurut Rimo, apabila jumlah buah yang dipesan banyak, Gapoktan belum tentu akan memberinya sesuai permintaan. Hal itu supaya konsumen lainnya kebagian. Sebab, petani tak hanya melayani pemesan tetapi juga pengunjung desa wisata durian.
“Setiap hari ada pengunjung yang datang dan membeli durian. Jadi, kalau pas ada durian matang jatuh dari pohonnya, kami belum sempat membawa pulang sudah habis duluan,” kata Rimo saat dihubungi JIBI.
Petani sudah memprediksi konsumen bakal meningkat. Oleh karena itu mereka meningkatkan produksi untuk memastikan persediaan aman. Ada petani yang mengatur populasi durian di setiap pohon mencapai 30 hingga 40 buah. Konsekuensinya, ukuran buah tak sebesar sebelumnya. Rata-rata beratnya 4 kg-5 kg/buah.
Rimo mencatat ada buah yang saat ini sudah mencapai 7,5 kg. Sebelumnya, setiap pohon diatur agar berbuah 10 hingga 15 biji. Alhasil, ukurannya bisa lebih besar. Bahkan, ada buah yang mencapai 10 kg.
“Produksi durian varietas unggul di Tengger bisa tinggi karena petani merawatnya dengan baik. Berbeda dengan durian lokal yang biasanya hanya dibiarkan. Musim panen kali ini kami perkirakan hingga April-Mei. Saat ini buah yang panen belum mencapai seperempatnya [dari total buah],” imbuh Rimo.
Dia memperkirakan pada panen kali ini durian yang akan terjual mencapai lebih dari 1.000 buah baik melalui pemesanan maupun secara langsung. Petani meyakini bisa memenuhi permintaan tersebut. Pada panen sebelumnya durian yang terjual berkisar 600-700 buah. Petani menjual dengan harga yang sama, yakni Rp45.000/kg.
Selain menjual buah, petani menjual bibit pohon durian. Hingga saat ini sudah ratusan batang pohon terjual. Petani sudah menyiapkan hingga 1.500 batang bibit pohon durian. Bibit dijual seharga Rp65.000-Rp200.000/batang tergantung tingginya, yakni 75 cm-160 cm.
Rimo dan petani lainnya juga melayani konsultasi tentang kiat-kiat merawat pohon durian secara gratis, jika konsultasi dilakukan tatap muka di lokasi desa wisata. Rimo mempersilakan kelompok petani dari desa, kecamatan, atau daerah lain mengundangnya untuk berbagai pengalaman pengembangan durian varietas unggul.
Salah satu pelanggan durian pogog, Joni Mawardi, 42, mengaku selalu puas dengan durian pogog. Menurut warga Kepatihan, Selogiri, Wonogiri itu kualitas durian pogog bagus.
Rasanya manis, ada pula yang kombinasi sedikit pahit, dan dagingnya tebal. Kepuasan yang didapat sebanding dengan kesabaran menunggu durian matang dan jerih payah ke Pogoh.
“Panen kali ini saya sudah membeli tiga kali. Kami selalu puas, baik dengan buahnya maupun dengan pelayanannya,” kata Joni.