Bisnis.com, SEMARANG –Mochamad Abdul Hakam, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang mengatakan Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Kota Semarang dilaporkan berada di angka 66 persen.
“Paling banyak saat ini di RSPM (Permata Medika), dr. Kariyadi, Telogorejo, ada di RST (Tentara Bhakti Wira Tamtama) juga. Ada di RS-RS swasta juga banyak juga. Sultan Agung angka kasusnya juga meningkat,” jelas Hakam ketika ditemui Bisnis, Senin (7/6/2021).
Meningkatnya jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Semarang juga membuat BOR di Rumah Dinas Wali Kota Semarang mengalami peningkatan. “BOR di Rumdin di atas 80 [persen], sekarang [jumlah tempat tidurnya] 206, naik 36 tempat tidur,” jelas Hakam.
Hakam menyebutkan bahwa meningkatnya BOR di Kota Semarang diakibatkan oleh banyaknya pasien Covid-19 dari luar daerah. “Di Semarang sendiri memang terjadi peningkatan kasus. Tadinya yang biasa 150 – 300, sekarang sudah di angka 400-an. Kalau sampai siang ini saja sudah sekitar 870-an. Ya artinya memang dari Kota Semarang sendiri naik, kemudian dari luar kota juga terjadi peningkatan,” jelasnya.
Meskipun mengalami kenaikan BOR, Hakam menyampaikan bahwa Dinkes Kota Semarang akan tetap merawat pasien Covid-19 dari luar daerah. “Tidak ada kuota perawatan. Prinsipnya adalah kemanusiaan. Mereka sebetulnya juga saudara kita. Cuma kita juga harus antisipasi juga untuk masyarakat Kota Semarang, ini yang harus di-warning juga untuk teman-teman RS yang standby,” jelasnya.
Sebelumnya, pada Sabtu (5/6/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi secara khusus menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk membahas lonjakan kasus Covid-19 di provinsi tersebut.
Baca Juga
Budi meminta agar Ganjar membantu penanganan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus. “Kadang-kadang Bupati pusing mesti ngapain, tapi kalau ada kakaknya maka dia tenang. Sebagai kakak, Pak Gub bisa membantu backup,” jelasnya.
Terkait hal tersebut, Ganjar meminta Bupati Kudus untuk segera membuat tempat isolasi terpusat. Pasalnya, dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, diperlukan satu lokasi yang khusus yang digunakan untuk merawat pasien tanpa gejala. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi jumlah pasien di RS.
“Kalau tidak ada tempatnya, kirim ke Semarang. Kami punya beberapa tempat isolasi terpusat,” perintah Ganjar.
Sementara ini, pasien Covid-19 tanpa gejala dari Kudus telah diarahkan untuk menempati Asrama Haji Donohudan di Boyolali. Sebanyak 69 orang dilaporkan telah menempati fasilitas kesehatan darurat tersebut.