Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona di Semarang Melonjak, Pemkot Tambah Tempat Isolasi

Saat ini memang kasus Covid 19 di Kota Semarang melonjak pascalebaran. Dari yang awalnya 300 pasien untuk warga Kota Semarang, kini menjadi 797 orang.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menambahkan sebanyak 450 tempat tidur isolasi pasien Covid atau Bed Occupancy Ratio (BOR) di beberapa tempat di Kota Semarang.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, tempat tidur isolasi pasien Covid 19 sampai saat ini sebanyak 1.771 yang berada baik di rumah sakit maupun tempat karantina.

"Rincian tambahan adalah 100 di kantor Diklat daerah Ketileng, 200 di Asrama UIN Walisongo. 100 di Rumah sakit baru yang belum diresmikan. Dan 50 di Komplek Gereja daerah Marina yang ada kamar untuk jemaat," kata Hendi sapaan akrabnya, Selasa (15/6/2021).

Dia menjelaskan Pemkot sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan diizinkan untuk dijadikan ruang isolasi tambahan di Kota Semarang.

"Tambahan BOR untuk pasien Covid-19 sebanyak 450 tempat tidur mulai Minggu depan," tambahnya.

Menurutnya, ketersediaan BOR di Kota Semarang saat ini tercatat mencapai 82 persen. Dengan penambahan tersebut, maka BOR akan turun meskipun di Rumah Sakit sudah penuh sampai 100 persen.

Dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan isu penuhnya ruang isolasi pasien Covid-19. Pemkot Semarang tetap mengupayakan penambahan ruang isolasi dan menambah tempat tidur.

"Soal isu tentang penuhnya rumah sakit memang iya, tapi kalau ruang isolasi itu tidak. Karena banyak ruang isolasi yang disiapkan di luar rumah sakit," katanya.

Sementara itu, lanjutnya saat ini memang kasus Covid-19 di Kota Semarang melonjak pascalebaran. Dari yang awalnya 300 pasien untuk warga Kota Semarang, kini menjadi 797 orang. Sedangkan dari luar kota mencapai 550 orang.

"Artinya naik naik hingga 300 persen. Maka perlu dibuat kebijakan yang strategis untuk menekan penyebaran Covid," ujarnya.

Hendi menyebut, angka Covid-19 yang tinggi disebabkan karena tingkat kedisiplinan warga mulai menurun. Ia minta masyarakat saling menjaga antara satu dengan yang lainnya.

Beberapa kali dia menemui pasien Covid-19 kebanyakan mereka diisolasi di rumah dinas dengan keluarga. Hal itu menunjukan jika penyebarannya sudah sampai pada lingkup keluarga.

"Beberapa kali saya temui warga yang isolasi, saya tanya di sini dengan siapa, ternyata dengan suaminya," ujarnya. (k28)

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper