Bisnis.com, PURWOKERTO - Sebagian wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng diprakirakan telah memasuki pancaroba atau peralihan dari musim kemarau menuju hujan, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.
"Walaupun tadi malam sudah mulai terdengar petir di Cilacap, tapi intensitasnya belum banyak. Kecenderungan terjadinya petir itu pada awal-awal musim hujan yang diprakirakan berlangsung pada akhir September," katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa (14/9/2021).
Terkait dengan kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir yang cenderung terjadi hujan, dia mengatakan dinamika atmosfer, di belahan bumi utara saat sekarang terdapat topan Chanthu di Laut China Selatan.
Di Australia bagian utara terdapat pusat tekanan rendah, sedangkan di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra terdapat pusaran angin, sehingga berpengaruh terhadap kondisi cuaca di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jateng selatan.
"Yang berpengaruh lagi juga MJO-nya (Madden Julian Oscillation) aktif, gelombang Rossby-nya juga aktif, dan suhu permukaan laut. Itu penyebab-penyebab yang mengakibatkan beberapa hari ini, khususnya di Cilacap dan sekitarnya diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat," katanya.
Kendati gangguan cuaca tersebut diprakirakan hanya berlangsung hingga satu pekan ke depan, dia memprakirakan hujan yang mengguyur Jateng selatan seperti Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya akan terus berlanjut karena wilayah tersebut akan segera memasuki awal musim hujan.
Baca Juga
Ia menjelaskan berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, awal musim hujan di sebagian besar wilayah Cilacap akan berlangsung pada dasarian (10 hari) ketiga September serta sebagian kecil wilayah Cilacap bagian utara khususnya Kecamatan Dayeuhluhur dan sekitarnya pada dasarian pertama Oktober, sedangkan di sebagian kecil wilayah timur Cilacap khususnya Kecamatan Nusawungu pada dasarian kedua Oktober.
Ia mengatakan awal musim hujan di sebagian besar Kabupaten Banyumas diprakirakan pada dasarian ketiga September, sebagian kecil wilayah Banyumas sebelah timur khususnya Kecamatan Sokaraja dan sekitarnya pada dasarian pertama Oktober, sedangkan Banyumas sebelah tenggara khususnya kecamatan Tambak dan Sumpiuh pada dasarian kedua Oktober.
"Awal musim hujan di Kabupaten Purbalingga bagian utara, Kebumen bagian utara, serta Banjarnegara bagian barat laut dan Banjarnegara bagian selatan diprakirakan pada dasarian ketiga September, sedangkan sebagian besar Banjarnegara, Purbalingga bagian selatan, dan sebagian kecil wilayah Purworejo bagian utara pada dasarian pertama Oktober," katanya.
Ia mengatakan awal musim hujan di Kabupaten Kebumen bagian selatan dan sebagian besar Purworejo berlangsung pada dasarian kedua Oktober.
Oleh karena wilayah Jateng selatan telah memasuki pancaroba, dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya puting beliung yang berpotensi pada masa peralihan musim.
Disinggung mengenai kondisi cuaca di perairan selatan maupun Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, Teguh mengatakan hingga saat ini masih dipengaruhi musim angin timuran yang kecepatannya bisa mencapai 20 knot, sehingga gelombang tinggi masih berpotensi terjadi.
"Nanti seiring dengan menguatnya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara, kecepatan anginnya makin berkurang, dan arah embusan anginnya bervariasi sehingga potensi terjadinya gelombang tinggi menjadi berkurang," katanya.
Akan tetapi setelah memasuki musim angin baratan, kata dia, potensi gelombang tinggi di perairan selatan dan Samudra Hindia selatan Jabar-DIY akan kembali terjadi.