Bisnis.com, SEMARANG - Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dan Kawasan Industri Kendal (KIK) digadang-gadang sebagai dua lokasi strategis yang siap menjaring investasi ke Jawa Tengah. Lokasi dua kawasan industri itu juga berdekatan. Tak heran apabila sebagian pihak menyebut dua kawasan itu bakal bersaing untuk bisa menarik investor.
Namun, anggapan itu ditepis oleh Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto. Menurut Dico, baik KITB maupun KIK punya karakteristik yang berbeda. "Batang dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Perkebunan Nusantara (PTPN), dan pemerintah yang bangunkan infrastruktur sehingga investor bisa sewa. Di Kendal berbeda, hari ini KIK dikelola oleh Jababeka dengan Sembcorp Singapura. Sehingga investor bisa membeli lahan," jelasnya, Selasa (20/9/2022).
Dico menyebut baik Kabupaten Batang maupun Kabupaten Kendal memang tengah disiapkan pemerintah sebagai masa depan kawasan industri di Indonesia. "Kalau dibilang bersaing antara Kendal dan Batang, menurut saya ini gak ada hubungannya, karena ini dua konsep bisnis yang berbeda," tambahnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di KIK, Dico menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Kendal telah menyiapkan aplikasi Kendal Karir. Layanan itu merupakan satu terobosan hasil kerja sama antara Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Kendal, Kementerian Perindustrian, serta pelaku usaha dalam mendorong penyerapan tenaga kerja.
Aplikasi tersebut secara khusus disiapkan guna menjembatani masyarakat Kabupaten Kendal yang tidak memiliki kompetensi keahlian ataupun latar belakang pendidikan formal yang memadai."Kita memberikan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan di industri. Harapannya, setelah dilatih, mereka tidak bingung mencari pekerjaan, tapi bisa bekerja di Kabupaten Kendal," jelas Dico.
Lani Dwi Rejeki, Pj Bupati Batang, tak bisa memungkiri bahwa pengembangan KITB mesti melibatkan wilayah-wilayah di sekitarnya. "Kita menengok ke Kendal, ke Semarang, yang terdekat mungkin. Untuk suplai bahan baku, bahan makanan, ini kita berkolaborasi dengan daerah yang ada di sekitar Batang," ujarnya.
Baca Juga
Menurutnya masyarakat Kabupaten Batang bakal menjadi prioritas pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di KITB. Namun, di masa mendatang, bukan tidak mungkin daerah-daerah di sekitar Kabupaten Batang bakal dilibatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
"Kalau kompetensi tidak ada di Kabupaten Batang, kita kerja sama dengan Kendal dan Semarang. Secara bertahap nanti kebutuhan tenaga kerja sampai kurang lebih 280.000 tenaga kerja, tentunya ini disuplai dari daerah tetangga sekitar," jelas Lani.