Bisnis.com, SEMARANG - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra mengatakan bahwa inflasi di Jawa Tengah pada Kuartal II/2024 akan terkendali.
"Insyaallah Jawa Tengah terkendali inflasinya," kata Rahmat kepada wartawan di Halaman Balai Kota Semarang pada Senin (1/3/2024).
Menurut Rahmat, pada Kuartal II/2024 ini, semua kebutuhan dan barang pada bulan Maret sampai April tercukupi. Terlebih lagi, setelah lebaran kebiasaan pola belanja masyarakat akan cenderung menurun.
"Kuartal II/2024, Insyaallah Maret, April, barang-barang tersedia sudah cukup. Biasanya setelah hari raya pola konsumsi kembali menurun. Insyaallah terkendali," ujarnya.
Hingga Maret 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat kenaikan harga pangan masih menjadi pemicu utama inflasi. Inflasi tercatat berada di 0,60% (month-to-month/mtm) atau 3,40% secara tahunan (yoy).
Rahmat menyebut, GPM yang sepanjang 2024 sudah terselenggara sebanyak 150 kali, diharapkan dapat menjadi upaya pengendalian inflasi pangan yang efektif.
Baca Juga
"Pelaksanaan GPM ini adalah salah satunya untuk mengendalikan supaya harga beras tidak tinggi yang mana dapat menyebabkan inflasi," lanjutnya.
Komoditas beras sendiri masih menjadi penyumbang utama inflasi di Jawa Tengah hingga Maret 2024. BPS mencatat, dari 9 kabupaten dan kota pemantauan inflasi di Jawa Tengah, 3 wilayah dilaporkan sudah mengalami penurunan harga beras.
Selain beras, inflasi di Jawa Tengah pada Maret 2024 juga dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, beras, nasi dengan lauk, serta minyak goreng.
Sebelumnya, dalam High Level Meeting yang digelar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah pada pengujung Maret 2024, Rahmat mengungkapkan bahwa Kota Tegal masih menjadi wilayah dengan angka inflasi tertinggi di Jawa Tengah.
Rahmat mengaku tidak heran dengan kenaikan harga komoditas pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri, sebab, pada periode tersebut konsumsi masyarakat selalu mengalami peningkatan.
Ada pun terkait kebutuhan beras yang kemungkinan akan meningkat menjelang lebaran, Rahmat optimis harga beras ke depannya bisa kembali menurun seperti harga sebelum terjadi kenaikan.
"Apalagi sekarang mulai masuk panen raya. Mudah-mudahan cuaca juga bersahabat, jadi insyaallah tidak ada lagi mau panen tapi terendam banjir.
Sehingga, kami optimis harga beras bisa ditekan kembali ke harga sebelum peningkatan harga terjadi," jelasnya.