Bisnis.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan mengenai tindak lanjut pengembangan Kampung Nelayan menjadi Kampung Wisata Bahari Tambak Lorok.
Wali Kota mengatakan bahwa alasan belum terlaksananya pengembangan lebih lanjut hingga saat ini lantaran sheet pile yang dibangun di Kelurahan Tambak Lorok belum rampung.
“Itu kan ada tahapan-tahapan yang sebenarnya programnya dari Kementerian PUPR. Kemarin ada pasar, kemudian itu ada balai apung untuk baca. Tetapi kan selama ini belum dioptimalkan ya, sehingga kami juga berfikir untuk nantinya bisa terintergasi kalau sheet pile-nya sudah jadi,” jelas Ita di Hotel Gumaya Kota Semarang, Rabu (18/4/2024).
Ia menerangkan, pengerjaan sheet pile diperkirakan rampung pada bulan Juni-Juli 2024 mendatang. Setelah pembangunan itu, akan ada rencana pembangunan proyek fasilitas umum seperti taman dan sentra kuliner. Proyek tersebut dibangun di atas lahan kosong pada reklamasi pantai yang belum terbangun rumah.
“Karena sheet pile ini kan ada reklamasi ya, dan itu nanti dibuat semacam ada jalannya untuk tamannya, gitu. Saya kemarin sempat bicara dengan BBWS agar bisa disinergikan sehingga bisa program ini berjalan. Sehingga, di sana bisa menjadi pusat untuk mungkin kuliner, misal seperti Muara Karang,” jelasnya.
Sementara itu, Muchsin, salah satu warga Kelurahan Tambak Lorok yang terdampak pembangunan Kampung Wisata Bahari merasa ini tak dilibatkan dalam pembangunan.
Baca Juga
“Kalau itu gambarnya rencana pembangunan dari dulu sudah ada. Kalaupun dilibatkan itu melibatkan orang-orang tertentu. Salah satunya itu penggusuran jalan, itu rumah saya juga kena. Itu tau-tau gambarnya jadi, terus bulan sekian dilaksanakan ada penggusuran. Jadi kesannya mendadak. Dan saya sendiri sebagai terdampak, tidak pernah diajak rembukan,” ungkapnya saat ditemui Bisnis, Kamis (18/4/2024).
Satu suara dengan Muchsin, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ketua Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Slamet Ari Nugroho mengatakan bahwa pihaknya juga belum diajak diskusi mengenai rencana pengembangan Kampung Wisata Bahari Tambak Lorok. Diskusi selama ini hanya melibatkan beberapa pihak tanpa menggandeng unsur masyarakat.
“Terkait jalan, taman, itu tidak melibatkan masyarakat. masyarakat tidak diajak duduk bareng. Ya, mungkin diajak duduk bareng, tetapi hanya masyarakat yang katanya tokoh, lah. Tokoh tapi tidak membantu masyarakat pada aslinya, mereka hanya kepentingan pribadi,” beber Ari, Kamis (18/4/2024).
Merespons hal tersebut, Muchsin dan Ari sama-sama menginginkan adanya keterbukaan komunikasi dari pemerintah. Menurutnya, apa yang dibutuhkan oleh nelayan dan apa yang diprogramkan oleh pemerintah harus berkesinambungan, sehingga program yang dijunjung benar-benar bermanfaat untuk masyarakat tanpa ada kepentingan pribadi.
“Karena sejatinya pembangunanya untuk siapa sih, untuk masyarakat kan,” tutup Ari. (Vatrischa Putri Nur Sutrisno)